Selasa, 26 Januari 2010

Mencerdaskan Anak Dengan Bermain


Bermain itu sangat menyenangkan bagi anak-anak. Sesungguhnya dengan bermain dapat mencerdaskan anak. Itulah sebabnya para ahli menyarankan agar para orangtua memperkenalkan aneka jenis permainan sejak bayi.

Anak yang aktif secara fisik mempunyai tingkat kosentrasi yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang memiliki gaya hidup sedentari (kurang bergerak) selain anak menjadi lebih cepat gemuk daya kosentrasinya juga rendah.

Berbagai penelitian menunjukan bahwa perkembangan otak anak di usia 3 tahun pertamanya dapat dioptimalkan dengan bermain. Namun bagaimanakah mekanisme bermain dapat mencerdaskan otak anak?

Saat lahir, otak anak belum terbentuk dengan sempurna dan akan terus berkembang sejalan dengan pertumbuhan seorang anak. Permainan olahraga dan aktifitas fisik pada balita akan berpengaruh pada perkembangan otak anak dalam peningkatan kapasitas otak ,penyimpanan informasi dan memanggil informasi yang masuk.

Selain itu, agar sel-sel otak makin berkembang dan terhubung satu sama lain, otak harus dirangsang dan diberi pengalaman dengan cara bermain. Permainan yang membuat anak aktif bergerak diketahui dapat mempercepat sambungan sel-sel otak anak dengan begitu anak juga terbiasa dan otaknya terlatih untuk mengerjakan tugas-tugas yang butuh kosentrasi.

Bukan hanya itu, permainan fisik juga akan meningkatkan sel darah merah keseluruh tubuh dimana sel darah merah itulah yang akan membawa oksigen dalam darah, menurut Dr. Karen Heath dari Research Unit for Exercise Scince and Sport Medicine.

”Dengan meningkatnya aktifitas fisik akan meningkat pula sirkulasi darah dalam tubuh anak. Ini sangat penting untuk otak, terutama saat mengerjakan tugas-tugas ujian yang membutuhkan kosentrasi tinggi” katanya.

Jadi biarkan anak bermain sepuasnya. Sesibuk apapun ajaklah anak bermain dan perkenalkan ia pada variasi permainan sesuai usianya. Yang terpenting adalah aktivitas yang dilakukan menyenangkan untuk anak dan jangan paksa anak melakukan permainan yang tidak disukainya.

Sumber : health24

Label: ,

Senin, 25 Januari 2010

Bahayanya Chemical Peeling



Banyak Perempuan yang tidak tahu bahayanya melakukan Chemical Peeling, semua dilakukan demi mendapatkan wajah yang putih, bersih dan terlihat segar. Tentu anda tahu perawatan wajah yang membuat kulit mengelupas dan memerah seperti terbakar. Memang Chemical peeling bertujuan  memperbaiki dan menghaluskan lapisan kulit luar yang rusak.

Namun akibat dari pengelupasan ini kulit menjadi tipis, merah (meradang) dan mudah terkena flek(bintik-bintik hitam).Kulit  yang tipis membuat elastisitasnya berkurang, sehingga menjadi sensitif terhadap sinar matahari. Pigmen yang terdapat didalam kulit tidak mampu melindungi dari penuaan dini. Nah, dengan begitu anda justru membutuhkan perawatan ekstra, karena tak jarang kulit memperlihatkan garis-garishalus.

“Untuk menjadi cantik tidaklah harus instan, butuh perawatan. Tidak ada istilah Beauty is pain “ kata pakar kulit dan kelamin Dr Retno Iswari Tranggono ,SpKK.
Pada dasarnya kulit orang asia mempunyai cukup melanin (zat warna kulit) yang berguna untuk menolak sinar matahari jadi jika kulit mengalami proses pemutihan  dan melaninnya berkurang hasilnya akan timbul flek-flek diwajah.

Begitu maraknya penggunaan Chemical Peeling baik yang menggunakan alat atau pun berupa krim ini sangat mengkhawatirkan , apalagi jika mengandung zat pemutih seperti;merkuri,Hydroquinon, Retin A dan Rhodamin. Jika itu masuk kedalam kulit pembuluh darah yang sedang bengkak.
“Hasilnya bukan hanya kanker kulit, tapi hati dan ginjal pun akan diserang “ tuturnya.

Memang pada saat menggunakan Chemical peeling ini wajah dapat putih secara instan, tapi setelah perawatan itu dihentikan wajah akan kembali hitam bahkan kadang lebih parah, wajah menjadi bengkak timbul bintik putih atau hitam dan jerawat ganas .
Efeknya akan menjadi parah bila dipakai oleh ibu hamil. Zat seperti merkuri, Hydroquinon, Rhodamin  yang terdapat dalam krim pemutih menyebabkan keracunan pada embrio, teratogenic atau cacat janin.

Cara yang benar untuk mengangkat kulit mati dangan cara scrub atau alat micro dermabration (teknik mengangkat kulit mati dengan bubuk abrasi). Dengan cara ini lapisan kulit tanduk yang akan terangkat.

Perawatan scrubbing boleh dilakukan diusia 17 tahun, sedangkan peeling boleh dilakukan umur 30 tahun.

Jadi merawat kulit wajah bukan dengan mengelupas melebihi lapisan kulit mati..

                       

Label: , ,

Jumat, 15 Januari 2010

Pro Kontra Penggunaan MSG


Banyak orang yang percaya bahwa masakan  akan lebih lezat, jika menggunakan MSG. Namun dari sisi kesehatan penggunaan MSG ini masih menjadi pro dan kontra. Di Indonesia banyak berbagai macam merek yang terdapat dipasaran.

Mengenai pro kontra ini berawal sekitar 30-40 tahun yang lalu , tepatnya tahun 1968 ada seorang bernama Ho Man Kwok mengirim surat kepada The New Journal England of Medicine, yang menyatakan dia mengalami sindroma yang aneh setelah menyantap makanan di restoran China.Dari situlah isu keamanan kesehatan MSG bermula, lalu timbullah Chinese Restaurant Syndrome (CRS).

Sindroma ini mempunyai gejala mati rasa dibelakang leher dan menjalar hingga  punggung dan lengan, dan biasanya akan hilang dalam jangka waktu dua jam. Semenjak munculnya CRS ini barulah MSG menjadi isu kesehatan yang mengglobal. Akhirnya banyak orang yang tidak mau mengkonsumsi MSG, terutama di negara-negara barat.Isu yang berkembang banyak yang menyebutkan MSG mengandung zat karsinogenik (zat yang menyebabkan kanker) atau palpitasi atau yang menyebabkan jantung dan sebagainya.

Kini sudah 40 tahun berlalu penelitian  pun terus dilakukan . Dan hasilnya MSG tidak terbukti secara langsung menyebabkan berbagai penyakit. Pandangan itu harus sedikit diubah. Menurut Food and Drugs Administration (FDA) , badan yang menangani masalah makanan dan obat-obatan America serikat menyatakan secara resmi bahwa bumbu masak yang ditemukan tahun 1909 olehAjinomoto Corporation di Jepang aman dikonsumsi.

MSG mengandung sedikit sodium(natrium) dibandingkan garam, secara teoritis merupakan zat substituen ( zat pengganti) yang baik untuk garam bagi mereka yang harus berdiet rendah sodium. Menurut penelitian MSG tidak mengandung zat karsigonik (zat yang menyebabkan kanker) atau zat mutagenik (zat yang dapat memicu mutasi gen).

Meskipun menurut FDA, bahwa MSG aman dikonsumsi aman dan rendah sodium, tapi kita tetap harus menghindari mengkonsumsi secara berlebihan. Yakinlah bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik bagi tubuh. Jadi pakailah secukupnya, juga bagi yang sehat atau yang tidak mempunyai pantangan terhadap MSG.

Bagi orang yang sensitive terhadap MSG satu populasi saja, atau orang yang mempunyai asma berat makan secara berlebihan dapat menyebabkan keracunan garam yang berakibat hipertensi. Apalagi orang yang mempunyai kelebihan berat badan akan mempunyai resiko 50 persen lebih tingi. Hipertensi kronis yang diabaikan akan berakibat serangan jantung bahkan stroke. Keracunan garam juga bisa berakibat lemah jantung, penyakit jantung koroner, bahkan gangguan ginjal.

Keracunan garam dikarenakan 1 gram MSG sama dengan 3 gram garam dapur Satu gram garam dapur saja akan membuat semakuk sup menjadi asin, sedangkan pada MSG malah menjadi Lezat dan gurih, sehingga secara tidak sadar kita keracunan natrium/sodium dengan kebablasan menambahkan MSG.

Jadi awali bayi anda dengan tidak mengkonsumsi natrium /sodium secara berlebih. Karena orang yang terbiasa akan menjadi toleran dan ingin lebih banyak makan lagi seperti kecanduan. Tidak mustahil kalau 20 tahun lagi banyak bayi yang akan mengalami hipertensi.

Label: , ,